Link Koran Jakarta
Tulisan ini diikutkan dalam IRC 2014
Mengintip
Etos Kerja Jawara
“Keadaan
bisa tidak menguntungkan dalam sebuah pertandingan. Serangan mental dapat
datang dari berbagai arah. Mental pemenang harus mampu memegang kendali atas
dirinya. Bukan membiarkan keadaan mengendalikannya”
(Susi
Susanti-Atlit Bulu Tangkis)
Sudah
bukan rahasia lagi jika bangsa Asia memiliki etos kerja yang tinggi. Keterbatasan,
membuat penduduknya mempunyai daya juang yang rekat dan kuat. Ketangguhan
itulah yang akhirnya mengantarkan mereka meraih puncak tertinggi dalam kejuaraan-kejuaraan
tingkat dunia.
Sebuah
keberhasilan selalu menyimpan kekuatan yang menginspirasi. Demikian juga setiap
piala dan penghargaan yang diterima, selalu menyimpan kerja keras, kekuatan
tekat dan semangat yang tak pernah padam didalamnya.
Buku
Catatan Sang Pemenang ini mereview jalan naik dan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh mereka yang menggenggam
prestasi. Demikian juga halangan-halangan yang menjadi pembatas antara sang Pemenang
dengan kemenangannya. Termasuk titik
balik yang melontarkan mereka dari titik terendah. Baik titik terendah yang
dibuat oleh mereka sendiri, ataupun mental block yang dipaksa masuk oleh
lingkungan.
Dalam
antologi yang dikomandani oleh Tuti Sitanggang ini, kisah inspiratif dibagi dalam lima kategori,
yaitu Hasrat yang Paling Membakar, Kesetiaan pada Ikrar, Semangat Pantang
Menyerah, Peluang Menaikkan Level serta Pembelajaran dan Bonus.
Seorang
Ibu yang memiliki anak dengan deretan angka merah, sepanjang anak telah
berusaha, tidak perlu risau. Adakalanya mereka berprestasi setelah dewasa. Kisah
dari Joko Pamungkas dalam Nekad Saja! Dapat menjadi wacana tentang
munculnya sebuah prestasi (hal 31-37).
Joko
Pamungkas adalah pemuda yang lahir di Purwokerto. Pada masa Sekolah Dasar, Joko memiliki deretan
angka merah dalam raportnya, kurang percaya diri dalam pergaulan. Joko merasa tidak memiliki kemampuan publik
speaking yang baik. Sebuah mental block karena kesalahan pola pikir
terjadi padanya. Joko beranggapan dirinya lahir
bukan sebagai jenius, atau pun didukung kemampuan finansial yang mapan.
Titik
balik dialaminya ketika merasa bosan, hingga mencoba kompetisi dan akhirnya
mati-matian mengusahakan “yang terbaik.” Ketika Joko berhasil, kompetisi
berubah menjadi candu. Dan satu demi satu kemenangan diperoleh Joko Pamungkas,
salah satunya adalah beasiswa dari DAAD Jerman.
Bahwa
manusia tidak mengetahui, seberapa dekat jaraknya dengan sebuah keberhasilan,
dipetik dari kisah Hadi Susanto. Hadi telah mengalahkan mental block yang
diciptakan oleh lingkungan, sejak usia dini. Seperti kalimat, “Untuk apa ke kota, anak petani
tentu akan menjadi petani,” acapkali diterimanya. Orang tua bercerai, rumah dan
tanah tanah terjual demi meneruskan sekolah, harus dilaluinya. Hingga sakit
tanpa biaya di kost-an pun dialami Hadi Susanto, seorang mahasiswa yang akhirnya
mendapat anugerah Ganesha Prize dari ITB Bandung. Yang menarik adalah, titik
terang masalah datang saat Hadi berada di puncak keputus-asaan. Saat ini Hadi
menjadi pengajar di School of Mathematical Science, University of Notingham
Inggris (hal 57-61).
Adakalanya
sebuah keberhasilan harus ditelan bersama kepahitan. Hal itu dialami Mulya
Sitanggang, seorang atlet Kempo peraih
Emas Embu Beregu Sea Games 2011. Mulya Sitanggang jatuh bangun berusaha mendapatkan
kesempatan ikut Seagames. Ketika kesempatan emas itu datang, mama yang menjadi
semangatnya, justru sakit keras dan meninggal (hal 2-12).
Banyak
anggapan bahwa menulis hanya pantas untuk perempuan. Ketika seorang laki-laki
menjadikannya sebagai cita-cita, dan keluarga besar tidak menyetujuinya, maka
kalimat-kalimat negatif selalu melayang. Dan Iwan Alfarizy berhasil menjadikan
kalimat-kalimat itu vitamin hingga titik keberhasilannya (hal 82-88).
Jangan
pernah berputus asa terhadap anak. Dapat dipetik dari kisah Dhiya Azka Nafisa. Seorang
anak yang pendiam, kurang berinteraksi
dengan lingkungan sekolah. Saking malunya hanya menerima pelajaran dibalik
pintu. Tetapi mampu menjadi juara dalam beberapa kontes yang mengandalkan
kepercayaan diri tinggi (hal 196-203).
Selalu
bersyukur diajarkan oleh Yaya. Seorang penderita penyakit jantung bawaan. Pada
umumnya penyakit ini berakhir dengan kematian. Ketika Allah mengaruniakan kepada
mereka umur panjang, cacat pertumbuhan badan pun dialami, perlu hati besar
untuk melaluinya. Yaya berhasil melaluinya hingga menjabat director, dan
menorehkan beberapa prestasi (hal 132-137).
Sebuah
kisah dari Sukimah Yono. Keterbatasan
finansial berhasil melecut Sukimah Yono meraih nilai akademik tinggi, yang
mengantarkannya pada pertemuan jodoh. Semangat,
konsistensi menjalankan puasa sunah menjadi bagian dalam langkah-langkahnya
menuju keberhasilan (hal 186-193).
Secara
keseluruhan, terdapat 35 kisah nyata dalam Catatan sang Pemenang. Masing-masing
memiliki citra unik yang menginspirasi. Dari semua kisah yang disuguhkan dapat
ditarik kesimpulan, bahwa setiap pemenang, harus mempunyai keyakinan yang teguh
dan konsistensi. Semua penyakit memiliki obatnya, demikian juga setiap masalah
selalu ada jalan keluarnya. Manusia tidak pernah tahu seberapa dekat mereka
dengan tujuan.
Meskipun
sarat hikmah buku setebal 320 halaman ini terasa ringan. Bahasanya mengalir, tidak hanya untuk konsumsi
dewasa tetapi juga anak-anak, SMP, SMU maupun perguruan tinggi. Covernya ramah,
font serta tulisanpun, memanjakan mata.
Judul
Buku : Catatan sang Pemenang
Penulis : Tuti Sitanggang, dkk
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Cetakan : I/2013
Tebal : 320 halaman
ISBN : 978-602-02-09272
Tidak ada komentar:
Posting Komentar