Judul
: Keluarga Super Irit
Penulis
: E-room
Ilustrator
: Ryu, Soo-hyung
Penerbit
: BIP 2013
Tebal
: 210 halaman
Di
awal membeli buku ini saya adu argumen dengan Aka (nama anak saya)
pasalnya sudah banyak komik terjemahan di rumah terbengkelai. Dibaca
sebentar, sudah deh, diletakkan. Tetapi pada komik yang satu ini
rupanya Aka “lekat” dipelihara pula, bahagia deh ortunya. Meski
dalam beberapa hal ada norma-norma yang saya takut ikut lekat.
Ok
langsung saja. Keluarga Super Irit ini membuat kita ngikik, campur
nelangsa. Ngakak menjurus nggak tega. Meski sudah diadaptasi secara
bahasa,... tetap saja etos mata sipitnya kental. Pekerja keras nan
irit plus plus menuju ke pelit. Meski begitu banyak hal yang menarik
dari buku ini.
Cerita
dimulai dari perusahaan Papa Bindae yang bangkrut, sehingga
anak-anaknya harus pindah rumah. Bagian yang menyedihkan adalah,
mereka baru saja pindah dari rumah tanpa kamar . Baru saja menikmati
kebahagian dengan memiliki rumah 2 kamar.
Untunglah
mama Chansum tegar, meski menangis masih mampu mencanangkan gerakan
penghematan. Sedang Na Doellong dan Na Sogeum (anaknya) meski
awalnya menolak keras, karena tak ada pilihan, akhirnya menerima.
Bahkan akhirnya, merekalah yang paling semangat berhemat, demi
secepatnya menikmati rumah baru.
Sembilan
puluh persen buku ini bercerita tentang jatuh bangunnya keluarga
“demi berhemat”. Beberapa cerita disajikan dengan “sangat
penghematan”. Seperti pada cerita ke-11, ketika ingin membeli
sayur, demi mendapat kol harga murah, papa relabersepeda puluhan
kilometer. Namun ketika kembali ke rumah kol sudah kering , karenanya
berat pun berkurang. Merasa berat tidak sama, Papa Bindae kembali
bersepeda untuk mengembalikan kol. Konyol sekali bukan?? Tetapi saya
yakin di negeri asal pengarang buku ini. Hal-hal tersebut bisa saja
berlaku.
Saya
jadi ingat cerita pemilik perusahaan cat skala nasional, dalam
sebuah seminar yang saya ikuti. Ketika dalam perjuangan usahanya,
dia berangkat ke Jakarta dibekali istrinya 3 rantang makanan. Demi
berhemat, saat lapar pertama dia tidak langsung makan, kemudian
memakannya sedikit demi sedikit. Dan terakhir rada-rada bau. Jadi
makanan yang 3 rantang benar-benar menjadi 3 hari.
Ketika
sampai dirumah istri memasakkannya ayam (hoho menurut saya, saat itu
dia gembira), tetapi saya salah, dia marah besar, hingga melarang
istrinya beli ayam sebelum memiliki perusahaan.
Saya
jadi berpikir, Apa iya penghematan seperti ini yang kita inginkan?
Sorry out of topik,
Kembali
ke “Keluarga Super Irit” , buku ini dibagi menjadi 11 cerita
bergambar (komik) seluruh ceritanya adalah perjuangan berhemat yang
sedih-sedih lucu (menangis sambil tertawa). Eitt, tapi tidak semua
begitu lho, pada pergantian ceritanya disisipkan tips penghematan
yang sebenarnya, seperti ini :
Busa
sabun, ketahuilah dengan benar :
...
Air
hangat 30-40 C bisa memperbanyak busa. Temperatur sangat penting
untuk mengeluarkan busa sabun, karena lemak di noda baju larut pada
temperatur 37 C jangan lebih tinggi karena justru membuat cucian
terkontaminasi noda.
Tips
seperti ini bahkan lebih banyak dari ceritanya, karena meskipun hanya
1-4 lembar per babnya, tetapi font dibuat lebih kecil. Dan
insyaallah manfaat.
Tentang
gaya bahasa, lumayan lebih bagus dari beberapa yang pernah terjemahan
yang saya baca (tidak usah disebutkan yah) terlihat jelas kok kalau
kita membuka beberapa deretan buku di gramedia. Ukuran buku, kertas,
tampilan OK semua.
Terakhir,
setelah jungkir balik, apakah usaha keluarga Bindae sia-sia? Tidak kawan !!
Sangat berhasil malah, Keluarga kembali pindah pada rumah dua kamar.
Dan cerita ini ditutup dengan sangat brilyan, hidup memang membuat
putaran, meskipun telah berpindah pada rumah yang lebih besar,
keluarga Bindae memang diwajibkan untuk selalu berhemat dan
berjuang.
Selamat Berhemat!!
untuk download gratisnya ada nggak, bunda?
BalasHapus