Judul : Bug’s Stories
Penulis :
Watiek Ideo & Fitri Kurniawan
Ilustrator : A.W. Yoga Nugraha, Aprianto
Setiawan,Lenwen, Erin Amatullah.
Penerbit : BIP, Jakarta 2013
Tebal : 192 halaman
Awalnya saya tidak begitu
tertarik dengan buku ini, melihat harganya yang lumayan. Tetapi saya suka
cerita dan ilustrasinya. Ketika si kecil pun memilih buku ini. OK deh!
Bungkus!! Dan alhamdulillah, saya suka! Karena itu saya bagi tulisan ini untuk
teman-teman.
Cerita pertama dibuka dengan “Ro
yang Bosan”. Menceritakan tentang seekor anak semut yang bosan bekoloni. Merasa
kuat dan mampu menghadapi dunia seorang diri. Dengan sederhana Watik
menceritakan kondisi dan ancaman diluar. Dan bagaimana harus bersyukur dan
menyikapinya. Tentu saja semua terbungkus dalam aksi pemainnya.
“Sayap Gwen” adalah cerita kedua,
dari book’s story. Disini Watiek dan Fitri memberikan gambaran anatomi
kupu-kupu. Gwen adalah seekor kupu-kupu yang ingin cantik. Dan melakukan segala
sesuatu untuk menjadi cantik. Satu yang digaris bawahi oleh buku ini bahwa untuk menjadi sempurna tak perlu
berlebihan (hal 47)
Cerita ketiga adalah tentang
“Sahabat Sejati”. Pada cerita ketiga ini Watiek menyuguhkan simbiosis
mutualisme antara kutu daun dan semut. Disini Watiek juga mengajarkan tentang
indahnya berprasangka baik.
Cerita keempat berjudul “Siapa
yang Akan Menjadi Ratu?” Pada cerita keempat ini Watiek menceritakan tentang
kematian ratu lebah, dan perebutan kekuasaan.
Disini Watiek mengajarkan bahwa keputusan harus diambil dengan
cepat. Karena banyak pekerjaan menunggu.
Bahwa segala sesuatu ada maqomnya
diajarkan Watiek lewat “Mogok Mencari kotoran”.
Setiap mahluk memiliki tugas masing-masing. Zack adalah kumbang kotoran
yang seharusnya mencari makan dari kotoran, tetapi Zack ingin menjadi bersih,
ingin makan buah seperti kumbang-kumbang bersih. Tetapi bagaimana dengan
keseimbangan alam?
Tiga cerita yang lain adalah
“Loopy Peragu” menceritakan keraguan ulat menjadi kepompong di musim gugur.
“Billy sang Perkasa” menceritakan
tentang si jagoan Billy kumbang yang dikalahkan oleh kecerdikan dan terakhir
adalah “Poppy si Pemurung” menceritakan tentang efek samping dari metamorfosa
seekor capung.
Buku ini berisi delapan cerita
yang mudah diserap anak. Meski yang menjadi tokoh-tokohnya adalah fabel tetapi
cerita yang di bidik adalah nyata dan dekat dengan keseharian anak.
Banyak kelebihan buku ini, mulai
dari picture yang berukuran big size, kertas yang tebal, hingga tidak mudah
kusut. Gaya bercerita juga sangat mudah diterima anak, selain itu buku ini juga
disertai translate dalam bahasa Inggris atau bilingual. Sehingga bisa digunakan
anak untuk belajar bahasa bersama teman-temannya.
Namun, tidak kesempurnaan yang sempurna,
ukuran buku masih terasa besar untuk tangan kecil. Demikian juga gaya bahasa “pas’ untuk
anak TK s/d SD kelas 2, tetapi untuk
beberapa tingkat diatasnya (kelas 4 keatas) masih terlalu manis.
Anyway, terimakasih buat Mbak Illa Rizky
dengan projectnya yang telah menggelitik untuk kembali menuntaskan blok ini.
Wish you luck
Tidak ada komentar:
Posting Komentar